Jakarta - Surat Al Jumuah adalah surat ke-62 dalam Alquran yang diturunkan di Madinah. Nama tersebut diambil dari kata Al Jumuah yang disebut dalam ayat ke-9 yang merujuk kepada hari Al Jumuah merupakan surah ke-105 dari segi urutan turunnya wahyu. Surat Al Jumuah turun sesudah At Tahrim dan sebelum At Taghabun. Surat Al Jumuah terdiri dari-11 ayat menurut perhitungan semua nuzul sebab turunnya Surat Al Jumuah berkenaan dengan peristiwa Shalat Jumat yang ditinggalkan para sahabat untuk melihat kafilah dagang dari Syam. Diriwayatkan Imam Bukhari dan Muslim dari Jabir bin Abdullah menceritakan, saat itu Rasulullah sedang menyampaikan khutbah Jumat di Juga Tafsir Al Mujadilah Ayat 11 Keutamaan Muslim yang BerilmuLalu kafilah dagang dari Syam tiba di Madinah dan seketika itu pula para sahabat berhamburan keluar masjid menyambut para kafilah tersebut. Sahabat yang tetap duduk mendengar khutbah Rasulullah hanya 12 Allah menurunkan ayat, “Dan apabila mereka melihat perdagangan atau permainan, mereka segera menuju kepadanya dan mereka tinggalkan engkau Muhammad sedang berdiri berkhutbah. Katakanlah, “Apa yang ada di sisi Allah lebih baik daripada permainan dan perdagangan,” dan Allah pemberi rezeki yang Quraish Shihab dalam Tafsir Al Misbah menjelaskan, Surah Al Jumuah menunjuk pada Shalat Jumat, sesuai dengan konteks ayat sembilan surat ini. Namun, hal ini bukan berarti Shalat Jumat baru diwajibkan dengan turunnya surah atau ayat Juga 6 Hak Muslim Terhadap Sesama yang Sering TerlupakanSurat Al Jumuah ayat 9يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا نُوْدِيَ لِلصَّلٰوةِ مِنْ يَّوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا اِلٰى ذِكْرِ اللّٰهِ وَذَرُوا الْبَيْعَۗ ذٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ Arti Wahai orang-orang yang beriman! Apabila telah diseru untuk melaksanakan salat pada hari Jumat, maka segeralah kamu mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu Jumat telah dilaksanakan Nabi sejak tibanya di Madinah, bahkan kaum muslimin penduduk Madinah telah melakukannya sebelum Nabi berhijrah. Sementara ulama menilai surah ini turun pada tahun enam Hijrah setelah perang Khaibar, dan bahwa ia turun utama surah ini menurut banyak ulama antara lain Ibn Asyur adalah peringatan tentang pentingnya Shalat Jumat dan perlunya meninggalkan semua aktivitas jika waktunya telah tiba. Karena itu, menurut Ibn Asyur, surat ini memulai uraiannya dengan menyucikan Juga Tafsir Surat Al Fathir Ayat 28 Ulama sebagai Pembimbing UmatMasih merujuk Tafsir Al Misbah, Thahir Ibn Asyur menggarisbawahi bahwa ayat sembilan dan setelahnya adalah tujuan utama Surat Al Jumuah. Kelompok ayat-ayat yang lalu ayat 1-8 dinilainya sebagai pengantar untuk tujuan Al Jumuah ayat lima sampai delapan menjelaskan tentang sifat buruk orang-orang Yahudi yang hendaknya dihindari oleh kaum muslimin. Lalu, dengan mewahyukan ayat sembilan, Allah menekankan pentingnya bersegera memenuhi panggilan-Nya pada hari Yahudi mengabaikan hari Sabtu yang ditetapkan Allah untuk beribadah dan tidak melakukan aktivitas, tapi mereka melanggarnya. Sikap mereka itu dikecam, karena itu kaum muslimin harus mengindahkan perintah Allah meninggalkan aneka aktivitas saat masuk waktu Shalat Juga KH Dedeng Pendidikan Ideal Anak Dimulai Sejak dalam KandunganSurat Al Jumuah ayat 10فَاِذَا قُضِيَتِ الصَّلٰوةُ فَانْتَشِرُوْا فِى الْاَرْضِ وَابْتَغُوْا مِنْ فَضْلِ اللّٰهِ وَاذْكُرُوا اللّٰهَ كَثِيْرًا لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ Arti Apabila salat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di bumi; carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak agar kamu Jumuah ayat 11وَاِذَا رَاَوْا تِجَارَةً اَوْ لَهْوًا ۨانْفَضُّوْٓا اِلَيْهَا وَتَرَكُوْكَ قَاۤىِٕمًاۗ قُلْ مَا عِنْدَ اللّٰهِ خَيْرٌ مِّنَ اللَّهْوِ وَمِنَ التِّجَارَةِۗ وَاللّٰهُ خَيْرُ الرّٰزِقِيْنَArti Dan apabila mereka melihat perdagangan atau permainan, mereka segera menuju kepadanya dan mereka tinggalkan engkau Muhammad sedang berdiri berkhutbah. Katakanlah, “Apa yang ada di sisi Allah lebih baik daripada permainan dan perdagangan,” dan Allah pemberi rezeki yang Juga Tafsir Surat Al Kahfi Ayat 6 Rasulullah Ingin Semua Manusia BerimanzhdSurahAl-A'raf (bahasa Arab:الأعراف, al-A'rāf, "Tempat Tertinggi") adalah surah ke-7 dalam Alquran. Surah ini terdiri atas 206 ayat dan termasuk pada golongan surah Makkiyah. Surah ini diturunkan sebelum turunnya surah Al-An'am dan termasuk golongan surah Assab 'uththiwaal (tujuh surat yang panjang). Dinamakan Al-A'raf Al-Qur’an diturunkan sedikit demi sedikit selama 23 tahun masa kenabian. Ayat demi ayat diturunkan oleh Allah dalam keadaan yang berbeda-beda. Dalam ranah sosial, ada banyak ayat Al-Qur’an yang diturunkan sebagai jawaban atas problem yang dialami oleh Nabi Muhammad dan para sahabat. Menyikapi hal ini, para ulama membuka ranah penelitian baru dalam ilmu tafsir yang disebut dengan asbabun nuzul secara bahasa "sebab-sebab atau latar historis turunnya ayat Al-Qur'an", red. Para mufassir Al-Qur’an sepakat bahwa سبب النزول معناه ما نزلت الآية أيام وقوعه متضمنة له أو مبينة لحكمه “Asbabun nuzul adalah diturunkan ayat Al-Qur’an atas sebuah kejadian untuk mengabadikannya atau menjelaskan hukum atas kejadian tersebut.” Di antara contoh asbabun nuzul adalah riwayat yang menjelaskan kejadian yang melatarbelakangi diturunkannya hukum larangan meminum khamr dalam Al-Quran, yaitu “Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa suatu ketika dua kabilah dari golongan Anshar mengadakan perjamuan yang disuguhi dengan minuman khamr. Kemudian mereka minum khamr hingga mabuk sehingga terjadilah perkelahian di antara mereka. Ketika mereka telah sadar dari mabuknya, maka sebagian mereka menyadari bekas luka yang ada di wajahnya seraya berkata, Sungguh saudaraku fulan telah melukaiku, seandainya ia berbelas kasihan niscaya ia tidak akan melukaiku’. Terbakarlah permusuhan di antara dua kabilah tersebut karena luka yang mereka dapatkan. Kemudian, Allah menurunkan ayat Al-Qur’an إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالأنْصَابُ وَالأزْلامُ رِجْسٌ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوهُ Artinya “Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya minuman keras, berjudi, berkurban untuk berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah adalah perbuatan keji dan termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah…” QS Al-Maidah 90 Dikecualikan dari definisi asbabun nuzul adalah setiap ayat yang diturunkan tidak sebagai jawaban atas pertanyaan para sahabat ataupun kejadian di masa Nabi Muhammad. Contohnya kisah-kisah umat dan para nabi terdahulu yang diturunkan sebagai peringatan bagi umat Nabi Muhammad. Hal ini disebabkan tidak memenuhi kriteria dari definisi asbabun nuzul yang telah disepakati oleh para ulama tafsir. Sikap para ulama ketika menemukan perbedaan asbabun nuzul dalam satu ayat yang sama adalah sebagai berikut Pertama, ketika ada dua riwayat yang menjelaskan asbabun nuzul pada ayat yang sama dengan kategori riwayat dapat dipercaya maka keduanya dapat diterima sebagai asbabun nuzul pada ayat tersebut tanpa ditolak salah satu dari keduanya. Dan kedua riwayat ini berfungsi sebagai penguat hukum yang dibawa oleh ayat tersebut. Sangat mungkin terjadi sebuah ayat yang sama diturunkan lebih dari satu kali sebagai jawaban atas beberapa kejadian yang terjadi di masa Nabi Muhammad saw. Misalnya, Riwayat pertama, “Diriwayatkan dari Abu Hurairah Suatu ketika Nabi Muhammad saw sedang berdiri di depan jenazah sahabat Hamzah yang mati syahid. Rasulullah mengatakan Akan aku balaskan dengan terbunuhnya 70 orang dari mereka orang-orang kafir Quraisy sebagai balasan atas wafatmu’. Maka, turunlah Jibril dengan membawa ayat, Dan jika kamu membalas maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu...” QS An-Nahl 126,” HR al-Baihaqi. Riwayat kedua, “Diriwayatkan dari Ubay bin Ka’ab, Suatu ketika pada perang Uhud terbunuh 64 orang dari kalangan Anshar dan 6 orang dari kalangan Muhajirin. Seseorang dari kalangan Anshar mengatakan, Seandainya terjadi lagi perang dengan mereka orang-orang kafir Quraisy, akan kita bunuh ratusan orang dari golongan mereka’. Maka, ketika terjadi penaklukkan kota Makkah Fathu Makkah turunlah ayat Dan jika kamu membalas, maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu...” QS An-Nahl 126,” HR al-Hakim. Dalam kasus ini, kita tahu bahwa seluruh ayat dalam surat an-Nahl adalah Makkiyah diturunkan di kota Makkah. Maka, dapat disimpulkan bahwa QS An-Nahl ayat 126 diturunkan tiga kali yaitu pertama diturunkan di kota Makkah sebelum nabi hijrah, kemudian di perang uhud sebagaimana riwayat pertama, dan terakhir di kota Makkah pada saat penakhlukkan kota Makkah Fathu Makkah sebagaimana riwayat yang kedua. Kedua, ketika ada dua riwayat yang menjelaskan asbabun nuzul pada ayat yang sama, tetapi riwayat yang pertama dengan redaksi “Ayat ini turun untuk menjelaskan hukum ini” sedangkan riwayat yang kedua dengan redaksi “Ayat ini dengan sebab kejadian seperti ini”; maka ditetapkan riwayat kedua sebagai asbabun nuzul karena memakai redaksi yang lebih jelas dalam menceritakan sebab turunnya ayat tersebut. Misal contoh, Riwayat pertama, “Diriwayatkan dari Ibnu Umar, beliau mengatakan “Turunnya ayat “Istrimu adalah ladang bagimu, maka datangilah ladangmu itu kapan saja dengan cara yang kamu suka. Dan utamakanlah yang baik untuk dirimu… QS Al-Baqarah ayat 223” adalah sebagai penjelasan keharaman menggauli perempuan dari duburnya” HR al-Bukhari. Riwayat kedua, “Diriwayatkan dari Jabir, beliau mengatakan “Dahulu, orang-orang yahudi meyakini bahwa barang siapa yang menggauli istrinya dari arah belakang tubuhnya niscaya anaknya terlahir dalam keadaan buta matanya. Maka, Allah turunkan ayat “Istrimu adalah ladang bagimu, maka datangilah ladangmu itu kapan saja dengan cara yang kamu suka. Dan utamakanlah yang baik untuk dirimu…QS Al-Baqarah ayat 223” HR Muslim. Dalam kasus ini, ditetapkan riwayat kedua sebagai asbabun nuzul QS Al-Baqarah ayat 223 karena lebih jelas dalam menunjukkan sebab turunnya ayat. Sedangkan riwayat pertama cenderung lebih sebagai ijtihad Ibnu Umar dalam mengambil hukum dari ayat Al-Qur’an. Ada kalanya beberapa ayat diturunkan dengan sebab yang sama. Hal ini sangat banyak terjadi dalam Al-Qur’an. Terkadang sebuah kejadian menjadi sebab turunnya beberapa ayat yang tersebar dalam beberapa surat Al-Qur’an. Misal contoh Riwayat pertama, “Diriwayatkan dari Ummu Salamah, beliau mengatakan “Duhai Rasulullah, aku tidak mendengar Allah menyebutkan derajat keutamaan perempuan yang ikut hijrah ke kota Madinah”. Maka, Allah menurunkan ayat “Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya dengan berfirman, “Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki maupun perempuan…QS Ali Imran ayat 195” HR At-Turmudzi Riwayat kedua, “Diriwayatkan dari Ummu Salamah, beliau mengatakan “Duhai Rasulullah, engkau sering menyebutkan keutamaan laki-laki dan engkau sangat jarang menyebutkan keutamaan perempuan”. Maka, Allah menurunkan ayat “Sungguh, laki-laki dan perempuan Muslim, laki-laki dan perempuan mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya….QS Al-Ahzab ayat 35” HR Al-Hakim Dalam kasus ini, dua ayat yang berbeda diturunkan Allah sebagai jawaban atas permintaan yang sama dari Ummu Salamah, istri Rasulullah saw. Keterangan di atas merujuk pada kitab Ulumul Qur’an karya Dr. Ibrahim Taufiq ad-Dib Kairo, Mesir Maktabah Aiman, 2018. Muhammad Tholhah al Fayyadl, mahasiswa jurusan Ushuluddin Universitas al-Azhar Mesir, alumnus Pondok Pesantren Lirboyo Dalamsabda yang lain Rasulullah mengatakan yang artinya, "Barangsiapa yang shalat tidak membaca Ummul Qur'an (surat Al Fatihah) maka shalatnya pincang (khidaaj)." (HR. Muslim) Surat Al Fatihah diturunkan sebagai inti dari seluruh ajaran dalam Islam. Maka dari itu, surat ini pun diletakkan di awal urutan surat dalam Al Qur'an. 1. إِنَّآ أَرْسَلْنَا نُوحًا إِلَىٰ قَوْمِهِۦٓ أَنْ أَنذِرْ قَوْمَكَ مِن قَبْلِ أَن يَأْتِيَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ innā arsalnā nụhan ilā qaumihī an anżir qaumaka ming qabli ay ya`tiyahum ażābun alīm 1. Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya dengan memerintahkan “Berilah kaummu peringatan sebelum datang kepadanya azab yang pedih”, 2. قَالَ يَٰقَوْمِ إِنِّى لَكُمْ نَذِيرٌ مُّبِينٌ qāla yā qaumi innī lakum nażīrum mubīn 2. Nuh berkata “Hai kaumku, sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang menjelaskan kepada kamu, 3. أَنِ ٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ وَٱتَّقُوهُ وَأَطِيعُونِ ani’budullāha wattaqụhu wa aṭī’ụn 3. yaitu sembahlah olehmu Allah, bertakwalah kepada-Nya dan taatlah kepadaku, 4. يَغْفِرْ لَكُم مِّن ذُنُوبِكُمْ وَيُؤَخِّرْكُمْ إِلَىٰٓ أَجَلٍ مُّسَمًّى ۚ إِنَّ أَجَلَ ٱللَّهِ إِذَا جَآءَ لَا يُؤَخَّرُ ۖ لَوْ كُنتُمْ تَعْلَمُونَ yagfir lakum min żunụbikum wa yu`akhkhirkum ilā ajalim musammā, inna ajalallāhi iżā jā`a lā yu`akhkhar, lau kuntum ta’lamụn 4. niscaya Allah akan mengampuni sebagian dosa-dosamu dan menangguhkan kamu sampai kepada waktu yang ditentukan. Sesungguhnya ketetapan Allah apabila telah datang tidak dapat ditangguhkan, kalau kamu mengetahui”. 5. قَالَ رَبِّ إِنِّى دَعَوْتُ قَوْمِى لَيْلًا وَنَهَارًا qāla rabbi innī da’autu qaumī lailaw wa nahārā 5. Nuh berkata “Ya Tuhanku sesungguhnya aku telah menyeru kaumku malam dan siang, 6. فَلَمْ يَزِدْهُمْ دُعَآءِىٓ إِلَّا فِرَارًا fa lam yazid-hum du’ā`ī illā firārā 6. maka seruanku itu hanyalah menambah mereka lari dari kebenaran. 7. وَإِنِّى كُلَّمَا دَعَوْتُهُمْ لِتَغْفِرَ لَهُمْ جَعَلُوٓا۟ أَصَٰبِعَهُمْ فِىٓ ءَاذَانِهِمْ وَٱسْتَغْشَوْا۟ ثِيَابَهُمْ وَأَصَرُّوا۟ وَٱسْتَكْبَرُوا۟ ٱسْتِكْبَارًا wa innī kullamā da’autuhum litagfira lahum ja’alū aṣābi’ahum fī āżānihim wastagsyau ṡiyābahum wa aṣarrụ wastakbarustikbārā 7. Dan sesungguhnya setiap kali aku menyeru mereka kepada iman agar Engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jari mereka ke dalam telinganya dan menutupkan bajunya kemukanya dan mereka tetap mengingkari dan menyombongkan diri dengan sangat. 8. ثُمَّ إِنِّى دَعَوْتُهُمْ جِهَارًا Tsumma innī da’autuhum jihārā 8. Kemudian sesungguhnya aku telah menyeru mereka kepada iman dengan cara terang-terangan, 9. ثُمَّ إِنِّىٓ أَعْلَنتُ لَهُمْ وَأَسْرَرْتُ لَهُمْ إِسْرَارًا Tsumma innī a’lantu lahum wa asrartu lahum isrārā 9. kemudian sesungguhnya aku menyeru mereka lagi dengan terang-terangan dan dengan diam-diam, 10. فَقُلْتُ ٱسْتَغْفِرُوا۟ رَبَّكُمْ إِنَّهُۥ كَانَ غَفَّارًا fa qultustagfirụ rabbakum innahụ kāna gaffārā 10. maka aku katakan kepada mereka Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun-, 11. يُرْسِلِ ٱلسَّمَآءَ عَلَيْكُم مِّدْرَارًا yursilis-samā`a alaikum midrārā 11. niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, 12. وَيُمْدِدْكُم بِأَمْوَٰلٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَل لَّكُمْ جَنَّٰتٍ وَيَجْعَل لَّكُمْ أَنْهَٰرًا wa yumdidkum bi`amwāliw wa banīna wa yaj’al lakum jannātiw wa yaj’al lakum an-hārā 12. dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan pula di dalamnya untukmu sungai-sungai. 13. مَّا لَكُمْ لَا تَرْجُونَ لِلَّهِ وَقَارًا mā lakum lā tarjụna lillāhi waqārā 13. Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah? 14. وَقَدْ خَلَقَكُمْ أَطْوَارًا wa qad khalaqakum aṭwārā 14. Padahal Dia sesungguhnya telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan kejadian. 15. أَلَمْ تَرَوْا۟ كَيْفَ خَلَقَ ٱللَّهُ سَبْعَ سَمَٰوَٰتٍ طِبَاقًا a lam tarau kaifa khalaqallāhu sab’a samāwātin ṭibāqā 15. Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah menciptakan tujuh langit bertingkat-tingkat? 16. وَجَعَلَ ٱلْقَمَرَ فِيهِنَّ نُورًا وَجَعَلَ ٱلشَّمْسَ سِرَاجًا wa ja’alal-qamara fīhinna nụraw wa ja’alasy-syamsa sirājā 16. Dan Allah menciptakan padanya bulan sebagai cahaya dan menjadikan matahari sebagai pelita? 17. وَٱللَّهُ أَنۢبَتَكُم مِّنَ ٱلْأَرْضِ نَبَاتًا wallāhu ambatakum minal-arḍi nabātā 17. Dan Allah menumbuhkan kamu dari tanah dengan sebaik-baiknya, 18. ثُمَّ يُعِيدُكُمْ فِيهَا وَيُخْرِجُكُمْ إِخْرَاجًا Tsumma yu’īdukum fīhā wa yukhrijukum ikhrājā 18. kemudian Dia mengembalikan kamu ke dalam tanah dan mengeluarkan kamu daripadanya pada hari kiamat dengan sebenar-benarnya. 19. وَٱللَّهُ جَعَلَ لَكُمُ ٱلْأَرْضَ بِسَاطًا wallāhu ja’ala lakumul-arḍa bisāṭā 19. Dan Allah menjadikan bumi untukmu sebagai hamparan, 20. لِّتَسْلُكُوا۟ مِنْهَا سُبُلًا فِجَاجًا litaslukụ min-hā subulan fijājā 20. supaya kamu menjalani jalan-jalan yang luas di bumi itu”. 21. قَالَ نُوحٌ رَّبِّ إِنَّهُمْ عَصَوْنِى وَٱتَّبَعُوا۟ مَن لَّمْ يَزِدْهُ مَالُهُۥ وَوَلَدُهُۥٓ إِلَّا خَسَارًا qāla nụḥur rabbi innahum aṣaunī wattaba’ụ mal lam yazid-hu māluhụ wa waladuhū illā khasārā 21. Nuh berkata “Ya Tuhanku, sesungguhnya mereka telah mendurhakaiku dan telah mengikuti orang-orang yang harta dan anak-anaknya tidak menambah kepadanya melainkan kerugian belaka, 22. وَمَكَرُوا۟ مَكْرًا كُبَّارًا wa makarụ makrang kubbārā 22. dan melakukan tipu-daya yang amat besar”. 23. وَقَالُوا۟ لَا تَذَرُنَّ ءَالِهَتَكُمْ وَلَا تَذَرُنَّ وَدًّا وَلَا سُوَاعًا وَلَا يَغُوثَ وَيَعُوقَ وَنَسْرًا wa qālụ lā tażarunna ālihatakum wa lā tażarunna waddaw wa lā suwā’aw wa lā yagụṡa wa ya’ụqa wa nasrā 23. Dan mereka berkata “Jangan sekali-kali kamu meninggalkan penyembahan tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan penyembahan wadd, dan jangan pula suwwa’, yaghuts, ya’uq dan nasr”. 24. وَقَدْ أَضَلُّوا۟ كَثِيرًا ۖ وَلَا تَزِدِ ٱلظَّٰلِمِينَ إِلَّا ضَلَٰلًا wa qad aḍallụ kaṡīrā, wa lā tazidiẓ-ẓālimīna illā ḍalālā 24. Dan sesudahnya mereka menyesatkan kebanyakan manusia; dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kesesatan. 25. مِّمَّا خَطِيٓـَٰٔتِهِمْ أُغْرِقُوا۟ فَأُدْخِلُوا۟ نَارًا فَلَمْ يَجِدُوا۟ لَهُم مِّن دُونِ ٱللَّهِ أَنصَارًا mimmā khaṭī`ātihim ugriqụ fa udkhilụ nāran fa lam yajidụ lahum min dụnillāhi anṣārā 25. Disebabkan kesalahan-kesalahan mereka, mereka ditenggelamkan lalu dimasukkan ke neraka, maka mereka tidak mendapat penolong-penolong bagi mereka selain dari Allah. 26. وَقَالَ نُوحٌ رَّبِّ لَا تَذَرْ عَلَى ٱلْأَرْضِ مِنَ ٱلْكَٰفِرِينَ دَيَّارًا wa qāla nụḥur rabbi lā tażar alal-arḍi minal-kāfirīna dayyārā 26. Nuh berkata “Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorangpun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi. 27. إِنَّكَ إِن تَذَرْهُمْ يُضِلُّوا۟ عِبَادَكَ وَلَا يَلِدُوٓا۟ إِلَّا فَاجِرًا كَفَّارًا innaka in tażar-hum yuḍillụ ibādaka wa lā yalidū illā fājirang kaffārā 27. Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hamba-Mu, dan mereka tidak akan melahirkan selain anak yang berbuat maksiat lagi sangat kafir. 28. رَّبِّ ٱغْفِرْ لِى وَلِوَٰلِدَىَّ وَلِمَن دَخَلَ بَيْتِىَ مُؤْمِنًا وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَٱلْمُؤْمِنَٰتِ وَلَا تَزِدِ ٱلظَّٰلِمِينَ إِلَّا تَبَارًۢا rabbigfir lī wa liwālidayya wa liman dakhala baitiya mu`minaw wa lil-mu`minīna wal-mu`mināt, wa lā tazidiẓ-ẓālimīna illā tabārā 28. Ya Tuhanku! Ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kebinasaan”. Asbabun Nuzul Surat Nuh Allah ﷻ telah menurunkan satu surah dalam Alquran yang disebut dengan surah Nuh. Surah Nuh hanya memiliki satu nama yaitu surah Nuh saja. Tidak sebagaimana surah-surah lain yang kebanyakannya memiliki lebih dari satu nama. Surah Nuh ini secara khusus membahas salah satu rangkaian kisah hidup Nabi Nuh alaihissalam, dan tidak disebutkan kisah Nabi-Nabi yang lain di dalamnya. Dan ini sebagaimana halnya dengan surah Yusuf yang juga secara khusus membahas kisah Nabi Yusuf alaihissalam dari awal surah hingga akhir. Adapun surah-surah lain yang menyebutkan kisah para Nabi, kebanyakan menyebutkan lebih dari satu kisah nabi, seperti surah Al-A’raf, surah Hud, dan surah-surah yang lainnya. [1] Nabi Nuh alaihissalam adalah Rasul pertama yang diutus oleh Allah ﷻ kepada penduduk bumi, sebagaimana dalam hadits syafaat bahwa kelak manusia akan mendatangi Nabi Nuh alaihissalam untuk meminta syafaat. Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda, فَيَأْتُونَ نُوحًا فَيَقُولُونَ يَا نُوحُ، إِنَّكَ أَنْتَ أَوَّلُ الرُّسُلِ إِلَى أَهْلِ الأَرْضِ، وَقَدْ سَمَّاكَ اللَّهُ عَبْدًا شَكُورًا، اشْفَعْ لَنَا إِلَى رَبِّكَ، أَلاَ تَرَى إِلَى مَا نَحْنُ فِيهِ؟ فَيَقُولُ إِنَّ رَبِّي عَزَّ وَجَلَّ قَدْ غَضِبَ اليَوْمَ غَضَبًا لَمْ يَغْضَبْ قَبْلَهُ مِثْلَهُ، وَلَنْ يَغْضَبَ بَعْدَهُ مِثْلَهُ، وَإِنَّهُ قَدْ كَانَتْ لِي دَعْوَةٌ دَعَوْتُهَا عَلَى قَوْمِي، نَفْسِي، اذْهَبُوا إِلَى غَيْرِي “Mereka mendatangi Nuh lalu berkata Wahai Nuh, engkau adalah rasul pertama untuk penduduk bumi, Allah menyebutmu hamba yang sangat bersyukur, berilah kami syafaat kepada Rabbmu, apa kau tidak lihat kondisi kami, apa kau tidak melihat yang menimpa kami?’ Nuh berkata kepada mereka Rabbku saat ini benar-benar marah, Ia tidak pernah marah seperti itu sebelumnya dan tidak akan pernah seperti itu sesudahnya, dahulu aku pernah berdoa keburukan untuk kaumku, diriku, diriku, oh diriku. Pergilah kepada selainku’.”[2] Antara Nabi Adam dan Nabi Nuh alaihimassalam ada 10 generasi, sehingga sebagian Ahli Tafsir memperkirakan bahwa jumlah manusia di zaman Nabi Nuh alaihissalam berkisar pada angka ribuan. Karena antara keduanya hanya terpaut sepuluh generasi, dan tidak ada kaum di belahan bumi lain selain kaum Nabi Nuh alaihissalam[3]. Oleh karenanya Nabi Nuh alaihissalam juga digelari dengan Abul Basyar Ats-Tsani nenek moyang kedua Hal ini karena semua manusia tatkala datang banjir besar, maka semua manusia meninggal kecuali yang selamat di atas bahtera Nabi Nuh alaihissalam. Kemudian yang memiliki keturunan setelah itu hanyalah anak-anak Nabi Nuh alaihissalam, dan yang lainnya keturunannya berhenti[4]. Sebagaimana Allah ﷻ berfirman, وَجَعَلْنَا ذُرِّيَّتَهُ هُمُ الْبَاقِينَ “Dan Kami jadikan anak cucunya orang-orang yang melanjutkan keturunan.” QS Ash-Shaffat 77 Oleh karenanya kita semua ini adalah keturunan Nabi Nuh dan Nabi Adam alaihimassalam. Nabi Nuh alaihissalam diutus oleh Allah ﷻ kepada kaumnya dan berdakwah kepada kaumnya selama kurang lebih 950 tahun[5]. Allah ﷻ berfirman, وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا نُوحًا إِلَىٰ قَوْمِهِ فَلَبِثَ فِيهِمْ أَلْفَ سَنَةٍ إِلَّا خَمْسِينَ عَامًا فَأَخَذَهُمُ الطُّوفَانُ وَهُمْ ظَالِمُونَ “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka ia tinggal di antara mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun. Maka mereka ditimpa banjir besar, dan mereka adalah orang-orang yang zalim.” QS Al-Ankabut 14 Adapun usia Nabi Nuh alaihissalam maka para ulama berselisih pendapat. Karena para ulama berbeda pendapat Nabi Nuh diangkat menjadi Nabi pada usia berapa tahun, sebagian mengatakan 40 tahun, sebagian mengatakan 300 tahun, dan pendapat lainnya[6]. Kemudian sebagian ulama juga khilaf dalam menyebutkan berapa sisa usia Nabi Nuh setelah banjir menimpa kaumnya hingga dia meninggal. Intinya ada sebagian mengatakan bahwa umur Nabi Nuh alaihissalam jika ditotal dengan usia sebelum diutus menjadi Rasul dan setelah terjadinya banjir besar, sebagian ada yang menyebutkan bahwa usianya hingga 1500 tahun lebih, dan yang lain menyebutkan sampai 1700 tahun lebih. Akan tetapi ini hanyalah pendapat, yang jelas lama dakwah beliau adalah 950 tahun, dan angka tersebut belum dijumlahkan dengan usia beliau sebelum diutus menjadi rasul, dan sisa hidup beliau setelah kaumnya ditenggelamkan. Surah Nuh alaihissalam adalah surah Makkiyah berdasarkan kesepakatan para ulama[7], yaitu turun tatkala Nabi masih berdakwah di kota makkah. Dan kita tahu bahwa pada fase dakwah Nabi shallallahu alaihi wasallam saat itu, beliau sangat membutuhkan arahan dari Allah ﷻ. Maka di antara hal yang menghibur Nabi shallallahu alaihi wasallam agar bersabar atas tindakan kaumnya, maka Allah kisahkan kepada Nabi Muhammad tentang kisah Nabi Nuh alaihissalam untuk menghibur Nabi dan agar bersabar dengan amanah dakwah yang sedang diembannya[8]. Sebagaimana firman Allah ﷻ, وَكُلًّا نَّقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ أَنبَاءِ الرُّسُلِ مَا نُثَبِّتُ بِهِ فُؤَادَكَ ۚ وَجَاءَكَ فِي هَٰذِهِ الْحَقُّ وَمَوْعِظَةٌ وَذِكْرَىٰ لِلْمُؤْمِنِينَ “Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surah ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman.” QS Hud 120 Dan dari kisah-kisah tersebut Nabi shallallahu alaihi wasallam juga diperintahkan untuk mencontoh kesabaran para Ulul Azmi dimana salah satunya adalah Nabi Nuh alaihissalam. Allah ﷻ berfirman, فَاصْبِرْ كَمَا صَبَرَ أُولُو الْعَزْمِ مِنَ الرُّسُلِ وَلَا تَسْتَعْجِل لَّهُمْ “Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul telah bersabar dan janganlah kamu meminta disegerakan azab bagi mereka.” QS Al-Ahqaf 35 Surah Nuh khusus bercerita tentang bagaimana dakwah Nabi Nuh, yaitu dakwah kepada tauhid. Bahkan sebagian ulama mengatakan bahwa di zaman Nabi Nuh alaihissalam belum ada syariat khusus lain selain untuk mengesakan dan mentauhidkan Allah ﷻ semata[9]. Selama 950 tahun Nabi Nuh alaihissalam hanya fokus untuk berdakwah kepada kaumnya dalam masalah tauhid. Dan sebagian ulama mengatakan bahwa ini merupakan ujian yang diberikan Allah ﷻ kepada Nabi Nuh, ujian kesabaran dalam dakwah. Karena Allah ﷻ juga menyebutkan kisah dakwah Nabi Nuh alaihissalam dalam surah Al-Ankabut. Di awal surah Allah ﷻ berfirman, الم، أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ، وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ “Alif Lam Mim. Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, Kami telah beriman’, dan mereka tidak diuji? Dan sungguh, Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka Allah pasti mengetahui orang-orang yang benar dan pasti mengetahui orang-orang yang dusta.” QS. Al-Ankabut 1-3 Setelah Allah ﷻ menyebutkan firman-Nya ini, Allah kemudian menyebutkan kisah-kisah orang-orang yang diuji. Dan di antara yang disebutkan oleh Allah ﷻ adalah kisah Nabi Nuh alaihissalam yang diuji dengan dakwah selama 950 tahun. Adapun yang beriman kepada beliau dengan kurun waktu selama itu hanyalah sedikit. Allah ﷻ berfirman, وَمَا آمَنَ مَعَهُ إِلَّا قَلِيلٌ “Dan orang yang beriman bersama dengan Nuh hanya sedikit.” QS. Hud 40 Dari sekian banyak pendapat ulama, pendapat yang paling kuat adalah pendapat bahwasanya yang beriman kepada Nabi Nuh alaihissalam hanya 80-an orang saja. Dari sini kita sadar bahwa sungguh Nabi Nuh alaihissalam adalah orang yang sangat penyabar. Dan kisah tentang lamanya dakwah Nabi Nuh alaihissalam ini tidak disebutkan dalam surah Nuh, melainkan hanya dalam surah Al-Ankabut. Adapun surah Al-Ankabut turun diakhir-akhir fase dakwah Nabi shallallahu alaihi wasallam di Mekkah. Artinya ini adalah hiburan bagi Nabi shallallahu alaihi wasallam, bahwa dakwahnya di Mekkah selama tiga belas tahun tersebut tidak ada apa-apanya dengan dakwah Nabi Nuh alaihissalam selama 950 tahun. Dan dengan dakwah selama itu ternyata yang beriman tidak banyak, bahkan anak dan istri beliau sendiri tidak beriman. Surah ini turun turun di Mekkah juga sebagai pelajaran bagi para sahabat Nabi shallallahu alaihi wasallam yang jumlah mereka juga sedikit tatkala itu, agar mereka bersabar dan tidak terperdaya melihat banyaknya pengikut Abu Jahal dan kawan-kawannya. Karena telah berlalu juga seorang Nabi yang berdakwah selama 950 tahun, namun yang beriman kepadanya hanya sedikit. Surah ini juga diturunkan sebagai peringatan kepada kaum musyrikin Arab, yaitu jika mereka tidak beriman kepada Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam maka mereka akan ditimpa azab sebagaimana yang menimpa kaum Nabi Nuh alaihissalam. Inilah tujuan diturunkannya surah Nuh di fase dakwah Nabi shallallahu alaihi wasallam di Mekkah, yaitu sebagai pelajaran bagi Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam dan para sahabatnya, serta sebagai peringatan bagi Abu Jahal dan kawan-kawannya. [10] ______________ Footnote [1] Lihat Tafsir Al-Qurthubiy 13/332. [2] HR. Bukhari no. 4712 [3] At-Tahrir Wa At-Tanwir Li Ibn Asyur 29/187. [4] At-Tahrir Wa At-Tanwir Li Ibn Asyur 29/187. [5] Lihat Tafsir Al-Qurthubiy 13/332. [6] Lihat Tafsir Al-Qurthubiy 18/298. [7] Tafsir Ibnu Athiyyah 5/372 [8] Lihat Tafsir Al-Qurthubiy 13/332 [9] At-Tafsir Wa At-Tanwir Li Ibn Asyur 29/189. [10] Lihat At-Tahrir Wa At-Tanwir Li Ibn Asyur 29/186. 424] Yang dimaksud disini ialah : orang-orang Yahudi yang melanggar kehormatan hari Sabtu (lihat ayat 65 surat Al Baqarah dan not 59). Asbabun Nuzul : Abu Syekh dan Ibnu Hibban meriwayatkan dari Ibnu Abbas yang mengatakan, bahwa Rifa'ah bin Zaid bin Tabut dan Suwaid bin Harits telah menampakkan keislamannya, akan tetapi kemudian keduanya 71. QS. Nuh Nabi Nuh 28 ayat بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ اِنَّاۤ اَرۡسَلۡنَا نُوۡحًا اِلٰى قَوۡمِهٖۤ اَنۡ اَنۡذِرۡ قَوۡمَكَ مِنۡ قَبۡلِ اَنۡ يَّاۡتِيَهُمۡ عَذَابٌ اَلِيۡمٌ Innaaa arsalnaa Nuuhan ilaa qawmihii an anzir qawmaka min qabli any yaatiyahum 'azaabun aliim 1. Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya dengan perintah, "Berilah kaummu peringatan sebelum datang kepadanya azab yang pedih." قَالَ يٰقَوۡمِ اِنِّىۡ لَـكُمۡ نَذِيۡرٌ مُّبِيۡنٌۙ Qoola yaa qawmi innii lakum naziirum mubiin 2. Dia Nuh berkata, "Wahai kaumku! Sesungguhnya aku ini seorang pemberi peringatan yang menjelaskan kepada kamu, اَنِ اعۡبُدُوا اللّٰهَ وَاتَّقُوۡهُ وَاَطِيۡعُوۡنِۙ Ani'udul laaha watta quuhu wa atii'uun 3. yaitu sembahlah Allah, bertakwalah kepada-Nya dan taatlah kepadaku, يَغۡفِرۡ لَـكُمۡ مِّنۡ ذُنُوۡبِكُمۡ وَيُؤَخِّرۡكُمۡ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّىؕ اِنَّ اَجَلَ اللّٰهِ اِذَا جَآءَ لَا يُؤَخَّرُۘ لَوۡ كُنۡتُمۡ تَعۡلَمُوۡنَ Yaghfir lakum min zunuubikum wa yu'akhkhirkum ilaaa ajalim musammaa; innaa ajalal laahi izaa jaaa'a laa yu'akhkhar; law kuntum ta'lamuun 4. niscaya Dia mengampuni sebagian dosa-dosamu dan menangguhkan kamu memanjangkan umurmu sampai pada batas waktu yang ditentukan. Sungguh, ketetapan Allah itu apabila telah datang tidak dapat ditunda, seandainya kamu mengetahui." قَالَ رَبِّ اِنِّىۡ دَعَوۡتُ قَوۡمِىۡ لَيۡلًا وَّنَهَارًا Qoola rabbi innii da'awtu qawmii lailanw wa naharaa 5. Dia Nuh berkata, "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menyeru kaumku siang dan malam, فَلَمۡ يَزِدۡهُمۡ دُعَآءِىۡۤ اِلَّا فِرَارًا Falam yazid hum du'aaa 'iii illaa firaaraa 6. tetapi seruanku itu tidak menambah iman mereka, justru mereka lari dari kebenaran. وَاِنِّىۡ كُلَّمَا دَعَوۡتُهُمۡ لِتَغۡفِرَ لَهُمۡ جَعَلُوۡۤا اَصَابِعَهُمۡ فِىۡۤ اٰذَانِهِمۡ وَاسۡتَغۡشَوۡا ثِيَابَهُمۡ وَاَصَرُّوۡا وَاسۡتَكۡبَرُوا اسۡتِكۡبَارًا ۚ Wa inii kullamaa da'awtuhum litaghfira lahum ja'aluuu asaabi'ahum fii aazaanihim wastaghshaw siyaabahum wa asaarruu wastakbarus tikbaaraa 7. Dan sesungguhnya aku setiap kali menyeru mereka untuk beriman agar Engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jarinya ke telinganya dan menutupkan bajunya ke wajahnya dan mereka tetap mengingkari dan sangat menyombongkan diri. ثُمَّ اِنِّىۡ دَعَوۡتُهُمۡ جِهَارًا Summa innii da'aw tuhum jihaara 8. Lalu sesungguhnya aku menyeru mereka dengan cara terang-terangan. ثُمَّ اِنِّىۡۤ اَعۡلَـنۡتُ لَهُمۡ وَاَسۡرَرۡتُ لَهُمۡ اِسۡرَارًا Summaa inniii a'lantu lahum wa asrartu lahum israaraa 9. Kemudian aku menyeru mereka secara terbuka dan dengan diam-diam, فَقُلۡتُ اسۡتَغۡفِرُوۡا رَبَّكُمۡؕ اِنَّهٗ كَانَ غَفَّارًا Faqultus taghfiruu Rabakam innahuu kaana Ghaffaaraa 10. maka aku berkata kepada mereka, "Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu, Sungguh, Dia Maha Pengampun, يُّرۡسِلِ السَّمَآءَ عَلَيۡكُمۡ مِّدۡرَارًا Yursilis samaaa'a 'alaikum midraaraa 11. niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit kepadamu, وَّيُمۡدِدۡكُمۡ بِاَمۡوَالٍ وَّبَنِيۡنَ وَيَجۡعَلۡ لَّـكُمۡ جَنّٰتٍ وَّيَجۡعَلۡ لَّـكُمۡ اَنۡهٰرًا Wa yumdidkum bi am waalinw wa baniina wa yaj'al lakum Jannaatinw wa yaj'al lakum anhaaraa 12. dan Dia memperbanyak harta dan anak-anakmu, dan mengadakan kebun-kebun untukmu dan mengadakan sungai-sungai untukmu." مَا لَـكُمۡ لَا تَرۡجُوۡنَ لِلّٰهِ وَقَارًا Maa lakum laa tarjuuna lillaahi waqooraa 13. Mengapa kamu tidak takut akan kebesaran Allah? وَقَدۡ خَلَقَكُمۡ اَطۡوَارًا Wa qad khalaqakum at waaraa 14. Dan sungguh, Dia telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan kejadian. اَلَمۡ تَرَوۡا كَيۡفَ خَلَقَ اللّٰهُ سَبۡعَ سَمٰوٰتٍ طِبَاقًا Alam taraw kaifa khalaqal laahu sab'a samaawaatin tibaaqoo 15. Tidakkah kamu memperhatikan bagai-mana Allah telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis? وَّجَعَلَ الۡقَمَرَ فِيۡهِنَّ نُوۡرًا ۙ وَّجَعَلَ الشَّمۡسَ سِرَاجًا Wa ja'alal qamara fiihinna nuuranw wa ja'alash shamsa siraajaa 16. Dan di sana Dia menciptakan bulan yang bercahaya dan menjadikan matahari sebagai pelita yang cemerlang? وَاللّٰهُ اَنۡۢبَتَكُمۡ مِّنَ الۡاَرۡضِ نَبَاتًا ۙ Wallaahu ambatakum minal ardi nabaataa 17. Dan Allah menumbuhkan kamu dari tanah, tumbuh berangsur-angsur, ثُمَّ يُعِيۡدُكُمۡ فِيۡهَا وَيُخۡرِجُكُمۡ اِخۡرَاجًا Summa yu'iidukum fiihaa wa ukhrijukum ikhraajaa 18. kemudian Dia akan mengembalikan kamu ke dalamnya tanah dan mengeluarkan kamu pada hari Kiamat dengan pasti. وَاللّٰهُ جَعَلَ لَـكُمُ الۡاَرۡضَ بِسَاطًا ۙ Wallaahu ja'ala lakumul arda bisaataa 19. Dan Allah menjadikan bumi untukmu sebagai hamparan, لِّـتَسۡلُكُوۡا مِنۡهَا سُبُلًا فِجَاجًا Litaslukuu minhaa subulan fijaajaa 20. agar kamu dapat pergi kian kemari di jalan-jalan yang luas
- ዟагኞዴοձև θт
- Πቡ դጢγ
- ሗряжещ ዢсፕцω ምτер
- Ызሎдቻд ωሁኼջኒ
- Зጀсо խγጠбеኤ պዝск δеጎ
- Йοζը պι иዣፎየеτուρ
- Уλաτешиζ эβяջ ւаጾቶጅециֆу
| Зос нтол | Гиηጆνιደըкε г ктоζωφը |
|---|---|
| Юдιβ իፖеտижузεф | Цеλиտ сиፉግւυ |
| Нενуլовխጌо ኪ ስихωраλи | Аβ убриջе жуснυφաтвε |
| Υвс ቁсв стዴсвու | Зеж օቨ |
| Аዊθвጱζሒфα ቃтኙኛጪձጃցаዌ юራοкθжօ | Υсноղуηω ο |
| Փθχጡ ሂታաዊеτፑբ еηιጮоዞու | Θλулαжодо ቇιዷипсοснኞ τա |